Kota Tua Hoi An

Hoi An bukan hanya sekadar kota tua yang menakjubkan, melainkan salah satu pelabuhan perdagangan paling penting yang menghubungkan Asia dan Eropa selama 17 abad. Meskipun saat ini kota perdagangan sudah dipindah ke tempat lain, tetapi Hoi An tetap menjaga kelestariannya sebagai kota tua yang menawan.

Jalanan kecil yang hanya bisa dilalui sepeda dan para pejalan kaki, serta bangunan-bangunan klasik yang masih berdiri kokoh membuat kota ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Bangunan-bangunan kuno khas Jepang, Cina, dan kanal-kanal khas Perancis masih berdiri di sini. Sungai Hoi An adalah salah satu tempat yang indah untuk menghabiskan malam. Hoi An telah menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1999.

Akses Menuju Kota Hội An

Lewat Udara (Pesawat)

Bandara terdekat adalah di Danang, yang memiliki koneksi sering ke Hanoi, Ho Chi Minh City dan beberapa penerbangan ke Bangkok, Singapura dan Siem Reap, Kamboja. Dari sana anda dapat menaiki sebuah taksi dari bandara ke kota tujuan Hoi An dengan biaya sekitar US $ 15 berkat karte.

Dengan Kereta Api

Tidak ada stasiun kereta api di Hoi An. Stasiun yang terdekat adalah di Danang, yang telah beroperasi beberapa kali sehari dari Hanoi, Ho Chi Minh City, Hue, Nha Trang, dll. Sebagian besar agen-agen perjalanan dan hotel di Hoi An bisa memesankan tiket perjalanan kereta api untuk Anda.

Dengan Bus

Bus wisata biasanya buka perjalanan setiap hari bisa naik dan turun dari Da Nang, Hue dan Nha Trang. Info Bus Sinh Cafe, 18B Hai Ba Trung Street, tel: 0510.863948/916242. Dapat menangani transport ke Vientiane dan Savannakhet di Laos dan seterusnya.

Tips Ideal Jalan-jalan ke Kota Hội An

Pesan salah satu hotel murah meriah (satu kamar dengan tempat tidur double hanya bertarif USD 15 – USD 20 per malam) yang terletak sedikit jarak jalan kaki dari Old Town, lalu jalan kaki atau sewa sepeda (sekitar USD 0.50 per hari!) berkeliling Old Town.

Sewa sepeda motor tarifnya sekitar USD 4 per hari. Setelah itu, Anda bisa beli tiket terusan 3 hari untuk mengunjungi beberapa situs menarik di Old Town seperti rumah-rumah tua yang sengaja tak dijadikan situs komersil, museum-museum, jembatan dengan arsitektur Jepang (Japanese Covered Bridge) serta beberapa gedung pertemuan rakyat (assembly hall) dengan arsitektur mirip pagoda. Dari sejumlah kualitas arsitektur, dapat dilihat bahwa memang kota ini dulu menjadi ruang leburnya beberapa etnis dan budaya: Vietnam, Cina, Jepang dan India.

Setelah puas berkeliling, coba duduk di salah satu kafe atau rumah makan. Pilih tempatnya dengan bijak, karena tak semua berharga ramah bagi kantong orang Indonesia (sama seperti Bali, harga-harga di sini sudah 'di-westernisasi”).

Kalau Anda berani, cobalah makan makanan pinggir jalan yang mirip dengan jajanan Indonesia: pisang goreng penyet, lalu semacam onde-onde yang berisi kelapa. Selain itu, cobalah sajian khas Hoi An yang disebut Cao Lau, semangkok mi beras yang dilengkapi dengan daging, chive dan daun ketumbar, dengan air rebusan yang konon memberikan rasa khas karena berasal dari sumur setempat

Harga tiket masuk
Karena areal ini adalah areal perumahan kuno, ada banyak jalan masuknya; dari jalan umum yang lebar sampai jalan tikus yang melewati area tempat tinggal penduduk lokal. Di setiap jalan masuk utama, ada loket penjual tiket masuk. Kalau di jalan masuk yang bukan jalan utama, hanya ada petugas yang berdiri di pinggir jalan sambil membawa tiket dan memerika turis yang lewat. Harga tiket masuk 120.000 Dong untuk seharian penuh. Kalau penduduk lokal, bisa keluar masuk area kota tua sesuka hati.

0 komentar:

Posting Komentar